Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, Zunaidin, S.Sos.,MM saat melakukan pembinaan kepala sekolah dan dewan guru SMPN 5 Sape, Rabu (18/12) |
Bima, Pena Warta NTB.- Akibat kasus kekerasan terhadap siswa yang dilakukan sejumlah siswi SMPN 5 Sape, Kepala Dinas Dikbudpora Kabupaten Bima, Zunaidin, S.Sos.,MM langsung melakukan pembinaan kepala sekolah dan dewan guru SMPN 5 Sape, Rabu ( 18/12). Turut hadir dalam pembinaan tersebut Kepala Sekurpedik P2K Dinas Dikbudpora, Dr. Karyadin, Camat Sape, Akbar Musa, SP, Kades Jia, Sukrin, Pengawas Pembina SMPN 5 Sape, Rahmat, S.Pd, dan Ketua Komite SMPN 5 Sape, Supratman H. Abdollah.
Zunaidin dalam pembinaannya mengatakan kasus kekerasan yang dilakukan siswa terhadap siswa harus menjadi bahan instropeksi bagi semua pihak baik sekolah maupun pihak di luar sekolah seperti pemerintah kecamatan, pemerintah desa, masyarakat, dan orang tua. Meskipun kekerasan ini terjadi di luar sekolah dengan menggunakan seragam sekolah, lanjut mantan Kepala Dinas Catatan Sipil Kabupaten Bima ini, menjadi catatan perbaikan sistem di masa yang akan datang. Setiap unsur sistem di sekolah, tambahnya harus difungsikan dan diberdayakan secara optimal sehingga bisa meminimalisir terjadinya kekerasan. Selain itu, kegiatan – kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang berorientasi pembangunan karakter siswa perlu terus ditingkatkan. Terkait dengan pelaku menurut mantan Kepala Dinas Perhubungan ini, karena pelaku adalah anak yang diatur dalam UU Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dan UU Nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak maka menunggu proses oleh pihak berwajib dengan tetap melakukan mediasi persuasif secara kekeluargaan agar pelaku dan korban tetap mendapatkan perlindungan atas hak – hak pendidikannya kembali. Begitu juga katanya dengan unsur lain di luar sekolah, harus turut mengawasi dan mengontrol siswa yang berada di luar sekolah saat jam belajar efektif berjalan.
“Kasus ini harus menjadi bahan instropeksi bagi semua pihak baik sekolah maupun pihak di luar sekolah seperti pemerintah kecamatan, pemerintah desa, masyarakat, dan orang tua. Untuk sekolah menjadi catatan perbaikan sistem di masa yang akan datang. Setiap unsur sistem di sekolah harus difungsikan dan diberdayakan secara optimal sehingga bisa meminimalisir terjadinya kekerasan. Kegiatan – kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang berorientasi pembangunan karakter siswa perlu terus ditingkatkan”, ujarnya.
Sementara itu, Camat Sape, Akbar Musa, SP mengatakan semua pihak harus mengakhiri saling menyalahkan satu sama lain atas kasus kekerasan tersebut. Kesalahan lanjutnya tidak perlu dilimpahkan kepada orang per orang atau institusi tertentu. Apa yang terjadi saat ini katanya menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk melakukan perbaikan – perbaikan dan peningkatan peran dalam mencegah terjadinya kekerasan. Saat ini menurutnya, karena kasusnya telah ditangani oleh pihak kepolisian maka sebaiknya menunggu hasil proses hukum yang sedang berjalan.
COMMENTS