Dr. Karyadin |
Bima.- Pena warta NTB- Pidato Bupati Bima, Ady Mahyudi dalam Apel Gabungan di Halaman Kantor Bupati Bima, Senin (3/3) tentang jabatan tanpa mahar mendapat sambutan yang baik dari sejumlah tokoh pendidikan di Kabupaten Bima. Sambutan yang baik tersebut disampaikan Dr. Karyadin dan Dr. Syarifudin, M.Pd.
Menurut Karyadin, pidato bupati tentang jabatan tanpa mahar dalam pengangkatan pejabat untuk menduduki jabatan tertentu merupakan awal yang baik bagi kepemimpinan baru Kabupaten Bima. Pernyataannya tersebut, lanjut mantan Ketua Forum Doktor Bima menunjukkan adanya itikad baik dan komitmen tinggi untuk melakukan perbaikan sistem tata kelola pemerintah lingkup Kabupaten Bima.
Dengan jabatan tanpa mahar artinya memberi kesempatan yang sama kepada setiap ASN yang memenuhi bahkan melampaui kriteria untuk menduduki jabatan yang ada. Bagi mantan penggagas Pembentukan Komite Persiapan Pembentukan Kabupaten Bima Timur (KPPKBT) tersebut, jabatan tanpa mahar merupakan langkah strategis reinventing government dalam rangka pemberdayaan institusional sehingga menghasilkan organisasi yang sehat, efesien, produktif, profesional, dan berkinerja baik.
Jabatan tanpa mahar, kata alumnus Program Doktor Universitas Negeri Jakarta ini sesuai dengan visi kepemimpinan baru saat ini ‘Bima Bermartabat’.
“Kita menyambut baik dan mendukung pidato Bupati Bima soal jabatan tanpa mahar. Karena memang, prasyarat transformasi visi Bima Bermartabat itu harus dimulai dari jabatan tanpa mahar ini. Sebaliknya kalau dengan mahar justru itu tidak bermartabat. Ini awal yang baik dalam perjalanan kepemimpinan baru Kabupaten Bima. Apalagi membawa jargon perubahan. Perubahan harus dimaknai sebagai langkah – langkah perbaikan atas budaya jabatan dengan mahar di masa lalu”, tegasnya.
Hal yang sama dikemukakan Syarifudin yang juga Akedemisi STKIP Tamansiswa Bima. Menurutnya, pernyataan Bupati Bima tentang jabatan tanpa mahar dalam Apel Gabungan tersebut patut diapresiasi. Pasalnya, pernyataan terbuka tersebut baru pertama kali disampaikan oleh seorang bupati di daerah. Ini artinya, lanjut mantan Wakil Ketua STKIP Tamsis Bima ini, ada semangat kuat Bupati dan Wakil Bupati Bima untuk melakukan perubahan sesuai dengan jargon kepemimpinannya ‘Perubahan’. Selanjutnya katanya, yang diperlukan adalah mengawal pernyataan tersebut dalam realitas kebijakan pada saat pengangkatan pejabat nantinya.
“Kita memberi apresiasi yang besar kepada Bupati dan Wakil Bupati terpilih atas komitmen dan itikad baik mengubah pola perilaku birokrasi dari jabatan dengan mahar menjadi jabatan tanpa mahar. Jargon perubahan yang dibawa kepemimpinan sekarang harus dimulai dari restrukturisasi pejabat yang ada. Nah, sekarang kita tinggal menunggu implementasinya pada saat pengangkatan pejabat nanti’, ujarnya.
COMMENTS